Alhamdulillah, tak terasa kita telah sampai pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Saat-saat di mana hendaknya kita menjadi lebih giat dan istiqomah dalam beribadah. Serta lebih mawas diri karena sebentar lagi Ramadhan akan segera ditinggalkan.
Dalam sepuluh hari terakhir, kita juga diperintahkan untuk memperbanyak ibadah, berdzikir, bahkan beri’tikaf. Namun, meski tak bisa melaksanakan i’tikaf di masjid, kita juga masih bisa bermuhasabah di rumah saja. Mencari Lailatul Qadar pada setiap malam ganjil di sepuluh hari terakhir.
Arti dan Kapan Lailatul Qadar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lailatul qadar diserap menjadi tulisan lailatulkadar. Kata tersebut memiliki arti malam turunnya wahyu Allah (yakni pada malam gasal bulan puasa sesudah tanggal 20 Ramadhan), yang apabila seseorang beramal kebaikan pada malam itu, pahalanya akan dilipatgandakan; malam kemuliaan.
Secara istilah bahasa Arab, lailatul qadar juga disebut dengan lailat Al-Qadar, yang berati malam ketetapan.
Dari Aisyah r.a., dia berkata Rasulullah saw. beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Lailatul Qadar
Meski waktunya tidak bisa ditebak dengan pasti, namun inilah yang menjadi nikmat tersendiri bagi setiap umat muslim. Kita dapat mencari lailatul qadar dengan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
1. Malam Diturunkannya Al-Qur’an
Meski tidak dapat diketahui dengan pasti kapan turunnya Al-Qur’an yang bertepatan dengan lailatul qadar, namun para alim ulama sebagian besar berpendapat bahwa nuzulul Qur’an jatuh pada malam 17 Ramadhan.
Dalam Surah Al-Qadr ayat pertama juga dengan jelas disebutkan bahwa pada malam penuh kemuliaan (lailatul qadar) menjadi malam diturunkannya Al-Qur’an,
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.”
Baca juga: Tips Puasa HP di Ramadhan | YDSF
2. Lebih Baik dari Seribu Bulan
Dalam catatan Lubabun Nuqul: 215, surah Al-Qadr diturunkan karena pada saat itu terjadi sebuah persitiwa di mana seorang Yahudi yang terus melaksanakan ibadah tanpa henti.
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Qs. Al-Qadr: 3)
Diriwayatkan dari Ibnu Jarir, dari Mujahid, bahwasanya dahulu ada seorang Yahudi yang selalu beribadah pada malam hari hingga pagi kemudian dia berjihad melawan musuh pada siang hari hingga petang. Dia melakukan hal itu selama seribu bulan. Allah lalu menurunkan surah Al Qadr yang mengandung perbuatan yang lebih baik daripada perbuatan orang itu.
3. Malaikat Turun ke Bumi
Menjadi istimewa, pada malam lailatul qadar ini malaikat dan Jibril pun turun ke bumi atas perintah Allah Swt.
Dalam tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa banyak malaikat yang turun pada malam tersebut dikarenakan banyaknya berkah yang ada. Para malaikat dan Jibril pun turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat Allah Swt. Sebagaimana mereka pun turun ketika Al-Qur’an dibacakan dan mengelilingi majelis-majelis taklim, mereka meletakkan sayap guna menaungi orang-orang dalam majelis tersebut.
4. Malam Penuh Pengampunan
Selama ingin menggapai lailatul qadar, maka sudah sebaiknya kita juga tak bosan memohon ampunan kepada Allah Swt.
Dari Aisyah r.a., beliau berkata,
‘‘Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi).
5. Pencatatan Takdir
Pada malam kemuliaan tersebut, jugaterjadi pencatatan takdi tahunan, segala urusan yang penuh hikmah dirinci sesuai dengan kehendak dan izin Allah Swt. Berbeda dengan penentuan takdir secara umum yang tercantum dalam Lauhul Mahfuzh.
Dalam Surah Ad-Dukhan ayat 4, Allah Swt. Berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,”.
Maksud dari malam itu adalah malam lailatul qadar. Mari kita jadikan sepuluh malam terakhir Ramadhan lebih bermakna dengan memperbanyak ibadah. (asm)
Featured image by Freepik
Artikel Terkait:
Konsultasi Zakat dari Tabungan Gaji di Bank | YDSF
Cara Menghitung Zakat Profesi | YDSF
Perbedaan Zakat Profesi dan Zakat Pertanian | YDSF
ZAKAT FITRAH | YDSF
Tips Melatih Anak Berpuasa | YDSF
Tiga Tingkatan Puasa | YDSF
Bayar Zakat untuk Orang yang Meninggal | YDSF